INDONESIA- Presiden Jokowi menyampaikan kembali urgensi larangan mudik dalam menyambut Idul Fitri 1442 H.
Dalam pernyataannya itu, Presiden Jokowi secara detail membeberkan ancaman penularan Covid-19 yang senantiasa menghantui anak bangsa di saat-saat pelaksanaan libur panjang, sepanjang 2020-2021. Setidaknya, ada empat momen krusial yang dialami bangsa ini terkait penularan Covid-19.
Hal itulah, yang menurut Presiden Jokowi, menjadi pertimbangan utama dalam memutuskan pelarangan mudik lebaran 2021.
“Keputusan ini diambil melalui berbagai macam pertimbangan, karena pengalaman tahun lalu terjadi tren kenaikan kasus setelah empat kali libur panjang,” ujar Presiden Jokowi.
Dari data yang disebutkan Presiden Jokowi tampak bahwa kasus penularan Covid-19 naik signifikan pertama kali saat libur Idul Fitri tahun lalu. Ketika itu, kenaikan kasus harian mencapai 93 persen dan terjadi tingkat kematian mingguan hingga 66 persen.
Kemudian, kenaikan kasus Covid-19 yang kedua terjadi saat libur panjang pada 20-23 Agustus 2020. Akibat hal tersebut, terjadi kenaikan hingga 119 persen dan tingkat kematian mingguan meningkat hingga 57 persen.
Selanjutnya titik krusial ketiga terjadi pascalibur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020 yang menyebabkan terjadinya kenaikan kasus Covid-19 hingga 95 persen dan kenaikan tingkat kematian mingguan mencapai 75 persen.
Dan momentum kenaikan kasus Covid-19 yang keempat terjadi seiring libur di akhir tahun, 24 Desember 2020-3 Januari 2021. Di mana tercatat ada kenaikan jumlah kasus harian mencapai 78 persen dan kenaikan tingkat kematian mingguan hingga 46 persen.
Selain itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan pertimbangan lain yang melatari pelarangan mudik jelang perayaan Idulfitri kali ini. Yakni, terkait dengan kian melandainya angka Covid-19, yang harus senantiasa dijaga.
“Kita harus menjaga tren menurunnya kasus aktif di Indonesia dalam dua bulan terakhir ini. (Kasus) Menurun dari 176.672 kasus pada 5 Februari 2021 dan pada 15 April 2021 menjadi 108.032 kasus. Penambahan kasus harian juga sudah relatif menurun. Kita pernah mengalami 14-15 ribu kasus per hari pada bulan Januari 2021 tapi kini berada di kisaran 4-6 ribu kasus per hari,” katanya. Dikutip dari situs resmi indonesia.go.id
Dengan begitu, menurut Presiden Jokowi, tren kesembuhan pun terus mengalami peningkatan. Bila pada 1 Maret 2021 sebanyak 1.151.915 orang yang sembuh atau 85,88 persen dari total kasus, maka di 15 April 2021 meningkat menjadi 1.438.254 pasien sembuh atau telah mencapai 90,5 persen sembuh dari total kasus.