Sebagai Raja Sanggau Kalimantan Barat, Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara Dicky A Padmadipoera, sebagai sosok yang sederhana. Meskipun demikian Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara, bergaul dengan orang-orang biasa dan kepada siapa saja. Dia tidak pernah tercatat menggunakan kata-kata intelek melainkan cukup dengan ungkapan-ungkapan polos dan membumi agar bisa dipahami rakyatnya.
“Sang Raja, sebagai seorang pemuda yang kalem, konservatif dan inovatif. Dia tidak milih hubungan dengan siapa saja bahkan Ketika masih Kuliah beberapa organisasi ada di pundaknya, seperti Organisasi Sekretaris Jenderal Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia Presidium Mahasiswa Borneo, dan Ketua Umum Komite 33, serta Pengurus DPP KNPI,” kata Ki Ucuk Jumanta.
Setelah menaiki singgasana Tahun 2019, sang Raja, menjadi Ketua Umum DPP Pemuda Melayu, Dewan Kerajaan di Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN). Dirinya bersumpah dan berjanji tidak akan berhenti mengabdi kepada Negara dan Bangsa. Terutama wilayah kesultanannya menjadikan Agama dan Sosial.
Sang Raja, yang kemudian berjuluk penguasa Dymm Sultan Kusuma Raja Paku Negara atau Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara Dicky A Padmadipoera. Memiliki sikap yang kalem dan humanis, namun tidak menghilangkan sikap tegasnya ketika menjadi raja.
Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara panggilan yang merakyat, merupakan salah satu penguasa kerajaan di Nusantara yang paling gigih dalam memperjuangkan kaum lemah dan kepedulian terhadap masyarakatnya. Ia gigih terus memberikan bantuan ke salah satunya dengan mengirim ekspedisi ke berbagai kebutuhan masyarakat di Daerahnya, baik itu secara tunai maupun sembako.
“Sebagai wujud peduli terhadap warga yang terkena bencana angin kencang beberapa waktu lalu dengan merusak 2 ribu lebih bangunan, dimana saat ini masa Pandemi covid-19 yang belum berakhir,” ucap Sang Raja.
Dia juga mengajak masyarakat tetap semangat dalam menghadapi ujian ini dan mengikuti himbauan Pemerintah untuk tetap berada di rumah guna memutus mata rantai penyebaran virus.
“Semoga bantuan bermanfaat buat masyarakat yang terkena dampak virus corona. Menjelang ramadhan ini pasti terasa berat untuk Masyarakat. Tetapi kita jangan putus asa, jangan patah semangat. Tetap dirumah saja jangan kemana-mana. Ikuti anjuran Pemerintah supaya wabah covid-19 cepat berakhir dan kita semua bisa beraktivitas lagi seperti biasa,” Ujarnya.
Kemudian Dymm Sultan Kusuma Raja Pakunegara menceritakan sejarah singkatnya. Dia katakan, Kerajaan Sanggau adalah sebuah kerajaan melayu yang berdiri sejak abad ke-4 M yang terletak di Kabupaten sanggau, Kalimantan Barat, Indonesia.
Penyebutan “Sanggau” lanjut Raja, itu berasal dari nama tanaman yang tumbuh di tepi sungai daerah tempat berdirinya kerajaan itu, yakni Sungai Sekayam.
Sungai Sekayam merupakan tempat merapatnya rombongan yang dipimpin Dara Nante, seorang perempuan ningrat dari Kerajaan Sukadana, Ketapang, saat mencari suaminya yang bernama Babai Cinga. Namun ada juga pendapat yang meyakini bahwa nama “Sanggau” diambil dari nama Suku Dayak Sanggau, sebuah klan Suku Dayak yang menjadi suku asal Baba Cinga.
Di bawah kepemimpinannya, Raja yang mulia Sultan Mulia Dicky Arianto Padmadipoera Kusuma Nata Paku Negara dari Istana Baitul Mulkiah Kesultanan Paku Negara Beringin Sanggau Kalimantan Barat bisa menjadi pusat perdagangan rempah-rempah yang berperan penting dalam jaringan perdagangan.
Sebagai raja, Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara, tak segan-segan blusukan keluar masuk pedesaan hingga perkotaan, ini suatu hal yang jarang dilakukan raja-raja pendahulunya.