Siaranjabodetabek.com- Saat ini jaringan 5G mulai bermunculan dan akses internet seluler 5G sekarang tersedia secara luas.
Melansir dari digitaltrends, Apa itu 5G? Sederhananya, 5G adalah generasi ke-5 dari mobile broadband yang pada akhirnya akan menggantikan, atau setidaknya menambah, koneksi 4G LTE Anda. Dengan 5G, Anda mendapatkan kecepatan unduh dan unggah yang lebih cepat secara eksponensial. Latensi, atau waktu yang dibutuhkan perangkat untuk berkomunikasi dengan jaringan nirkabel, juga akan berkurang drastis.
Jaringan 5G secara inheren lebih efisien, menangani lebih banyak koneksi per menara dan kecepatan lebih cepat per pengguna. 5G juga dirancang untuk bekerja di rentang frekuensi radio (RF) yang lebih luas, membuka kemungkinan baru dalam pita mmWave (gelombang milimeter) ultra-tinggi bagi operator untuk memperluas penawaran jaringan mereka. Karena 5G adalah teknologi yang sepenuhnya baru yang beroperasi pada frekuensi dan sistem baru, ponsel 4G tidak kompatibel dengan jaringan 5G yang baru.
Jaringan 5G mulai dikerahkan dengan sungguh-sungguh pada tahun 2019, tetapi dasar untuk jaringan generasi berikutnya telah diletakkan bertahun-tahun sebelumnya. Arsitektur standar 5G ditetapkan pada 2016, di mana setiap perusahaan dan orang yang terlibat baik dari sisi jaringan maupun konsumen dapat mulai membuat perangkat yang memenuhi standar 5G.
Dalam jangka pendek, kemungkinan hanya akan meningkatkan kecepatan Anda untuk hal-hal seperti mengunduh video dan aplikasi, atau bermain game. Dalam jangka panjang, seperti halnya 4G, itu bisa menelurkan semua industri baru.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika membagi alokasi frekuensi untuk jaringan telekomunikasi seluler 5G ke dalam tiga lapisan (layer) telekomunikasi, yaitu Low Band, Middle Band, dan High Band. Pembagian itu dilakukan untuk pemerataan dan efisiensi layanan.
“Ketiga layer ini berada di frekuensi yang berbeda. Untuk pita bawah (Low Band), frekuensinya di bawah 1 Ghz, cocok untuk pemerataan coverage karena sangat efisien, jangkauan sangat luas dan untuk perkotaan sangat bermanfaat untuk interpenetration,” jelas Koordinator Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Adis Alifiawan dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) “Indonesia Maju dengan 5G”, dari Ruang Media Center Kominfo, Jakarta, Senin (07/06/2021). dikutip resmi
Menurut Adis, pita frekuensi di bawah 1 Ghz juga bisa menjadi solusi apabila sinyal kurang bagus ketika masayarakat masuk ke suatu area publik atau gedung. Kemudian, pada layer kedua (Middle Band) berada diantara frekuensi 1 sampai 6 GHz.
“Di sini, yang saat ini kita nikmati untuk 5G yang ada di Indonesia sekarang, salah satunya dari Telkomsel yang sudah komersial, itu pakai 2,3 Ghz. Jadi, Middle Band sebetulnya adalah pertengahan. Coverage-nya dapat kapasitasnya juga lebih besar daripada yang Low Band,” tuturnya.
Sedangkan di pita atas (High Band) berada di frekuensi 2,6 Ghz dan 2,8 Ghz. Adis menjelaskan, dibandingkan dua layer yang lain, pita atas frekuensi memiliki beberapa keunggulan seperti jaringan telekomunikasi 5G bisa lebih responsif latensinya 1 milimeter per second dengan pick data rate mencapai 20 Gbps.