siaranjabodetabek.com, Depok – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok hari ini menyelenggarakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas selama dua hari yakni pada 28-29 September 2021. Simulasi PTM Terbatas akan dilaksanakan untuk jenjang pendidikan tingkat SD dan SMP.

“Kegiatan simulasi tersebut dilaksanakan di seluruh SD dan SMP di Kota Depok,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Wijayanto, Selasa (28/9/2021) di Balaikota Depok, usai hadiri pengukuhan Dewan Pendidikan Kota Depok.

Hari pertama simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di Kota Depok disambut gembira oleh peserta didik. Seperti halnya yang tepantau di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Mampang, Kota Depok.

Selain saat tiba di halaman sekolah, para peserta didik pun juga terlihat antusias mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan guru. Mereka terlihat menempati tempat duduk yang telah ditata sesuai protokol kesehatan.

“Untuk satu rombel (rombongan belajar) ada sebanyak 15 peserta didik yang mengikuti PTM,” ujarnya.

Meski para peserta didik dan pengajar terlihat antusias, Wijay menjelaskan, pihaknya tetap mengantisipasi dan mewaspadai penyebaran Covid-19 di sekolah yang ia pimpin.

“Tetap waspada, seluruh siswa yang tiba di sekolah kita periksa suhu tubuhnya. Demikian pula dengan para pengajar. Tidak boleh bersalaman, pakai masker, dan jaga jarak.” ujarnya.

“Standar ketat protokol kesehatan yang telah ditentukan pemerintah, tetap kita terapkan disini,” tuturnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok hari ini mulai menyelenggarakan simulasi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh SD dan SMP di Kota Depok.

Wijayanto mengatakan, sebelum pelaksanaan simulasi PTMT terbatas, pihaknya telah melaksanakan monitoring. Monitoring dilaksanakan pada seluruh sekolah dari jenjang TK sampai SMP negeri maupun swasta selama 20 hari.

“Kami akan menyelenggarakan simulasi selama dua hari berturut-turut pada Selasa dan Rabu mendatang. Dari monitoring, seluruh sekolah bisa dikatakan sudah siap,” ujarnya.

Wijayanto menyebut, selama simulasi PTMT, proses belajar mengajar dibatasi dengan jumlah rombongan belajar (rombel), hingga siswa pulang ke rumah baik dijemput ataupun tidak. Sambungnya, peran wali kelas juga sangatlah penting untuk memantau agar siswa langsung pulang ke rumah masing-masing.

“Diharapkan setiap sekolah mempersiapkan sosialisasi kepada keluarga besar sekolah. Baik berupa video, pamflet, maupun brosur ke orang tua siswa,” ungkapnya.

Sementara itu Walikota Depok Muhammad Idris usai acara Pengukuhan Dewan Pendidikan mengatakan, pelaksanaan simulasi PTMT Terbatas, telah melaksanakan monitoring di seluruh sekolah dari jenjang TK sampai SMP negeri maupun swasta selama 20 hari.

“Simulasi selama dua hari berturut-turut pada Selasa (28/9) dan Rabu (29/9). Dari monitoring, seluruh sekolah bisa dikatakan sudah siap, terutama terkait fasilitas protokol kesehatan (prokes),” terang Idris, di dampingi Kepala Dinas Pendidikan Wijayanto, di Balaikota.

Idris menambahkan, selama simulasi PTM Terbatas, proses belajar mengajar dibatasi dengan jumlah rombongan belajar (rombel), hingga siswa pulang ke rumah baik dijemput ataupun tidak.

“Naah ini yang paling penting Wali kelas juga ikut memantau agar siswa langsung pulang ke rumah masing-masing. Diharapkan setiap sekolah mempersiapkan sosialisasi kepada keluarga besar sekolah. Baik berupa video, pamflet, maupun brosur ke orang tua siswa,” jelasnya.

Lanjut Idris, simulasi PTM Terbatas jenjang SMP dibagi menjadi tiga wilayah, yakni Wilayah Barat, Tengah, dan Timur dengan masing-masing satu sekolah negeri dan swasta. Wilayah Timur di SMPN 4 Depok dan SMP YAPPA, Wilayah Tengah di SMPN 5 dan SMP Al-Muhajirin, serta Wilayah Barat di SMPN 18 dan SMP Al-Hasra.

“Lalu kami bagi harinya. Contoh di hari Selasa tiga sekolah, dan Rabu tiga sekolah sisanya. Terus kami minta untuk satuan pendidikan di atas agar mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar. Jika bagus bisa menjadi contoh sekolah lainnya,” tuturnya.

Untuk jenjang SD, Idris diinstruksikan agar seluruhnya melaksanakan simulasi PTM Terbatas serta mematuhi pola-pola pembatasan dan prokes.

Setelah simulasi dilakukan, pihaknya bersama stakeholder akan melakukan evaluasi untuk menyiapkan pelaksanaan PTM pada Senin (4/10) mendatang.

“Simulasi nanti tidak menghadirkan seluruh siswa di sekolah. Tetapi hanya kelas tingkat tinggi dan rendah saja, contohnya di SD hanya kelas 1 dan 6 diisi dalam kelompok kecil yaitu 15 siswa. Sementara SMP, hanya diisi kelas 9 yang juga dibagi kelompok kecil karena mereka sudah punya pengalaman belajar offline sebelum pandemi. Setelah itu, baru kami persiapkan pelaksanaan PTM pada Senin (4/10),” pungkasnya. (Adi).

News Feed