Siaranjabodetabek.com — Duet Supian Suri-Chandra Rahmansyah akhirnya bisa bernapas lega karena memenangi Pilkada Kota Depok 2024 setelah menempuh perjuangan panjang meyakinkan warga yang mempunyai hak memilih untuk menyongsong bersama perubahan Depok berkemajuan.

Salah satu warga Kota Depok yang juga pegiat di simpul relawan GASS D1 (Gabungan Aktivis Supian Suri Depok 1), Rohmat Rospari mengatakan, kemenangan duet Supian-Chandra sejatinya adalah kemenangan bagi masyarakat Kota Depok yang menginginkan adanya perubahan.

“Keinginan Supian-Chandra untuk melayani masyarakat bak gayung bersambut karena masyarakat juga menginginkan adanya perubahan di Kota Depok,” kata Rohmat Rospari dikutip dari KBA News, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Rohmat Rospari menjelaskan, masyarakat Kota Depok menginginkan adanya perubahan dari sekian masalah yang stuck dan belum terselesaikan selama dua dekade oleh pemerintahan sebelumnya.

Masalah tersebut yang stuck dan jelas belum terselesaikan, beber Rohmat adalah masalah kemacetan di Jalan Sawangan dan beberapa ruas jalan lainnya seperti Jalan Kartini dan Jalan Margonda Raya.

“Lalu masalah persampahan seperti gunung sampah di Cipayung dan penanganan sampah yang belum tertangani serius,” sambungnya.

Kemudian masalah lainnya adalah banjir, kesejahteraan, dan peluang kerja. Rohmat Rospari juga menyebutkan geliat ekonomi yang belum dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Depok.

“Geliat ekonomi hanya baru dinikmati oleh sebagian kelompok yang menjadi bagian dari penguasa saat itu,” imbuhnya.

Selain adanya keinginan masyarakat bagi perubahan di Kota Depok yang berkelindan dengan keinginan duet Supian-Chandra untuk melayani masyarakat, Rohmat juga memaknai kemenangan duet Supian-Chandra sebagai kemenangan bagi semua warga Kota Depok tanpa kecuali.

“Kemenangan Supian-Chandra juga menjadi kemenangan seluruh masyarakat Kota Depok, baik pendukung maupun bukan pendukung. Hal ini karena Supian-Chandra juga akan meningkatkan pula hal-hal baik yang sudah dikerjakan oleh pemerintahan sebelumnya,” tutur Rohmat salah satu unsur simpul relawan GASS D1 yang mayoritas pengurusnya Alumni Gontor dan simpatisan.

Lantas faktor apa saja yang membuat buah kemenangan Supian-Chandra atas duet petahana Imam Budi Hartono yang sebelumnya wakil walikota berpasangang dengan Ririn Farabi A. Rafiq yang didukung dua partai parlemen PKS dan Golkar serta nonparlemen PKN, PBB, dan Partai Masyumi?

Sedangkan duet Supian-Chandra  didukung oleh koalisi KIM Plus. Koalisi yang dibentuk Prabowo Subianto saat Pilkada 2024 sebagai perluasan dari KIM.  Di Kota Depok partai-partai yang mendukung Supian-Chandra terdiri Gerindra, PKB, PDIP, PAN, NasDem, Partai Demokrat, juga PPP, Perindo, Partai Buruh, Partai Gelora, Partai Ummat, dan PSI.

Rohmat menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat duet Supian-Chandra yang diusung banyak partai tersebut akhirnya memenangi Pilkada Kota Depok 2024.

Pertama, faktor kapabilitas. Menurut Rohmat fleksibiltas yang dimiliki Supian Suri mampu meyakinkan 12 parpol pendukung dan 130 komunitas relawan masyarakat pendukung untuk berjuang bersama menuju perubahan Depok maju.

Kemudian yang kedua, Supian-Chandra didukung oleh partai penguasa yang terpilih menjadi presiden. Ketiga, didukung oleh parpol yang sebelumnya sudah merasakan koalisi dengan partai penguasa di Depok (PKS) yang notabene memiliki pengalaman pahitnya berkoalisi dengan partai penguasa saat itu.

Dan keempat, tak kalah pentingnya masyarakat yang menginginkan perubahan karena merasakan sejumlah hal yang belum terselesaikan selama dua dekade atau 20 tahun ini. “Kelima, faktor sunnatullah yang mengatakan tidak ada kekuasaan yang abadi,” sebut Rohmat.

Selain itu, demikian lanjut Rohmat, juga karena PKS melakukan blunder dengan tidak mendukung Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta 2024. “Faktor keenam yaitu blundernya PKS tidak mendukung Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta,” imbuhnya.

Rohmat menjelaskan dalam perkembangan jelang masa pendaftaran pasangan calon, saat itu Mahkamah Konstitusi sudah membolehkan satu partai yang memiliki perolehan suara 8 persen untuk mengusung calonnya sendiri.

Namun PKS tidak melakukan reposisi yang pada awalnya terkendala ketentuan ambang batas 20 persen untuk menduetkan Anies sebagai calon gubernur dengan kader PKS Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur yang disingkat sebagai pasangan “AMAN”.

Lalu, PKS bergabung dengan poros Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. PKS memasangkan kadernya Suswono sebagai calon wakil gubernur dengan calon gubernur Ridwan Kamil alias Kang  Emil.

Dan terakhir blundernya cawagub DKI pasangan Ridwan Kamil. Suswono yang juga Dewan Pertimbangan PKS sempat mengatakan Rasulullah SAW itu pengangguran.

Dan Suswono berharap para janda di DKI mau menikahi pengangguran seperti layaknya Siti Khadijah yang menikahi Rasulullah SAW yang saat itu pengangguran.

“Meski kemudian Suswono meminta maaf ke khalayak umum melalui press rilis, namun umat Islam terutama yang di Jabodetabek terpengaruh untuk memilih dalam pilkada,” imbuh Rohmat.

Last but not least, dengan kemenangan yang diraih duet Supian-Chandra, Rohmat berharap walikota dan wakil walikota Depok terpilih semoga amanah dalam menjalankan tugasnya.

“Dan berusaha keras untuk mewujudkan janji kampanye yang ditawarkan ke masyarakat,” demikian harap Rohmat kepada walikota dan wakil walikota Depok terpilih periode 2025-2030. (Sumber : KBA News)

News Feed