Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang juga merupakan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) mendukung penuh pembangunan yang dilakukan Presiden Joko Widodo selama ini. Menurutnya, Jokowi telah mencetak prestasi-prestasi pemerintahan dalam kurun 4tahun terakhir. Termasuk dalam menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran.
“Hingga Februari 2018, angka kemiskinan turun menjadi 9,84 persen. Ini adalah pertama kalinya Pemerintah bisa menekan angka kemiskinan di bawah 10 persen,” ungkapnya di Jakarta, Kamis (14/3).
Begitu juga dengan tingkat pengangguran. Menurut dia, sepanjang masa pemerintahan Jokowi ini angka pengangguran mampu ditekan hingga 5,3 persen. Dengan kata lain, banyak lapangan kerja dibuka karena kondisi perekonomian yang baik.
Airlangga menegaskan bahwa filosofi partainya adalah pembangunan. Artinya, Golkar siap mendukung dan mendorong pembangunan bangsa Indonesia agar lebih maju dan sejahtera.
“Nah, pemerintahan di bawah kepemimpinan Bapak Joko Widodo, sangat bergerak atau ekspansif dalam memacu bidang pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur untuk jalan, pelabuhan, dan bandara,” katanya.
Menurutnya, setelah era orde baru, pembangunan secara masif yang ada di Indonesia, kembali dilakukan oleh Jokowi. “Jadi, waktu itu Pak Soeharto membangun selama 32 tahun, tetapi Pak Jokowi hanya 4 tahun sudah sangat agresif,” ungkapnya.
Dari capaian 4 tahun selama ini, Airlangga memandang kinerja Jokowi sangat cocok dengan filosofi dan dasar perjuangan Partai Golkar. “Yang namanya pembangunan itu menghasilkan karya. Inilah yang mendorong Partai Golkar mendukung 100 persen Pak Jokowi untuk dua periode,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Airlangga juga menilai, pembangunan yang sudah berjalan saat ini perlu dilanjutkan lagi untuk menjadi lebih baik. “Apalagi, kami melihat pertumbuhan ekonomi kita tahun 2018 yang naik dibanding tahun sebelumnya, ini menunjukkan bahwa iklim usaha di Indonesia sangat kondusif dan kemampuan daya beli masyarakat tetap terjaga.”
Dengan tumbuh di atas 5 persen, perekonomian nasional juga dianggap cukup kuat karena di tengah terpaan angin kencang dari ketidakstabilan perekonomian global. “Ini salah satunya ditopang oleh sektor industri manufaktur yang memberikan kontribusi tertinggi bagi ekonomi Indonesia,” tutup Airlangga.