Rapat Koordinasi Nasional Muhammadiyah – Aisyiyah (10/10) dengan tema Strategi Pembangunan Manusia Dari Pandemi Menuju Endemi berfokus pada merespon Pendataan Anak Yatim Piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid 19. Dengan menghadirkan narasumber Agus Taufiqurrahman Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Andie Megantara Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Menko PMK, Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Kanya Eka Santi dan Asdep Perlindungan Anak Kondisi Khusus KPPPA Elvi Hendrani.

Dalam acara tersebut, Ketua Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sularno melaporkan 1.465 data yang telah di laporkan warga persyarikatan kepada Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah dan Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PP Aisyiyah. Dengan rincian 943 Yatim, 423 Piatu, 99 Yatim Piatu. Penting digarisbawahi dalam merespon anak anak dalam keluarga, dengan bantuan yang berorientasi kepada pengasuhan berkelanjutan, agar anak anak tidak terlepas dari keluarga inti.

Agus Taufiqurrahman Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengapresiasi komitmen MPS dan MKS, sejak berdirinya terus menyantuni anak anak, terutama menyantuni keluarga yang memiliki anak anak, yang kebetulan orang tuanya menjadi syahid Covid 19. Kami juga menghaturkan terima kasih kepada MPS Yogyakarta yang menginisiasi lebih awal di Muhammadiyah dalam mendata dan menjadi contoh untuk yang lain. Bahkan pemerintah mengakui kinerja teman teman di Yogyakarta, dalam merespon awal anak anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid 19.

Andie Megantara Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Menko PMK menyampaikan 1 dari 10 orang berada dalam kemiskinan. Yang menyebabkan kemiskinan anak juga, bahwa pandemi memberi dampak sekunder untuk 80 juta anak dalam kehidupan sehari harinya. Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan fiscal skala besar, untuk mengurangi dampak negatif Covid 19. Namun tidak di pungkiri, dalam penyalurannya masih saja ada masalah dalam Bansos, terutama soal DTKS. Namun sekali lagi persoalan anak anak ini tidak bisa diabaikan karena berkepanjangan, yang menjadi rentan dan menyerang mental, baik gizi, kesehatan, perjuangan bertahan dengan finansial yang ada. Yang akan membawa ketimpangan semakin buruk, terutama gender, kemiskinan dan disabilitas

Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kemensos Kanya Eka Santi menyampaikan saat ini Kemensos focus untuk anak anak yang orang tuanya meninggal karena Covid 19. Meski 2022 DPR telah menyetujui anggaran kami untuk bantuan sosial anak anak yatim yang di luar Covid 19. Kami tidak hanya memberi uang, tapi ada 7 komponen yaitu dukungan pemenuhan hidup layak, perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi (fisik, psikososial, mental spiritual), pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bantuan dan asistensi sosial dan terakhir adalah dukungan aksessibilitas.

Jasra Putra Ketua Tim Asistensi Rehabsos Anak Yatim Piatu Dampak Covid 19 Muhammadiyah menyampaikan pengalaman penjangkauannya, bahwa ada situasi yang tidak bisa ditunda terkait keselamatan dan perlindungan anak korban orang tua meninggal Covid. Dan ini tugas tidak mudah untuk kita semua. Bayangkan saja dari 37 ribu data yang masuk ke Kementerian Sosial dan 27 ribu yang masuk ke KPPPA, baru 1700 lebih yang dibantu. Artinya pemerintah tidak bisa ditinggal sendirian. Untuk itulah diharapkan dengan Rakornas ini akan meningkatkan jumlah anak anak yang didukung dan dipastikan kondisinya.

News Feed