Nana Berlin Pimpin Pelangi Kota Depok, Asiknya main Layang-Layang

siaranjabodetabek.com, Depok – Nana Priatna di percaya mimpin Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (Pelangi) wilayah Kota Depok, olahraga tradisional ini di huni para pehobi layangan sekitar 50 komunitas layang-layang, yang berada di 11 Kecamatan.

Ragam usia mulai anak-anak, dewasa hingga kalangan orang tua, seperti tidak ingin melewatkan satu momen alam yang terjadi saat itu, sebagai hiburan rakyat untuk merekatkan silaturahmi antar komunitas layang-layang di Kota Depok.

Nana Berlin panggilan akrab di kalangan pemain bola ini bercerita sebagai pehobi layangan yang katanya, Layang-layang adalah mainan yang terbuat dari kertas, berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan memakai tali atau benang sebagai kendali.

Menggunakan senar bihun atau bening, istilah benang penarik layangan yang biasa digunakan warga, serta golongan atau tempat memintal benang layangan.

Berlin, tampak lihai memainkan ritme ketinggian layangan di angkasa. Sesekali tangannya yang dibalut sebuah plester untuk menghindarkan cedera dari sabetan senar atau benang.

Nana terlihat memainkan layangan dengan sempurna. Tampak arah layangan ke kiri kemudian kanan, hingga sesekali menukik tajam untuk memancing lawan agar memberikan sinyal perlawanan.

Akhirnya saat layangan yang ia mainkan bertemu lawan di angkasa, tangan Nana Berlin langsung mengambil sebuah ring untuk menggerakan benang layangan lebih kencang.

“Semakin cepat tarik mundurnya lebih bagus, untuk mengalahkan lawan,” ujar Nana Berlin, sedikit berbagi tips memainkan layangan di udara.

Dan betul saja, gerakan gibrig atau menarik-narik, mundur benang layangan dengan periodiasi yang cepat, layang-layang yang ia tarik berhasil meraih kemenangan ke-dua secara beruntun.

“Yes menang lagi,” ucapnya, menyambut kemenangannya.

Tiupan angin kencang yang terjadi membawa berkah bagi warga, terutama mereka yang menyukai permainan tradisional layang-layang.

“Horeeee,” berteriak, sesaat layangan yang ia terbangkan, berhasil mengalahkan lawan mainnya yang berada sekitar 50 meter dari posisinya.

Nampak asik berbincang, sambil mengatur berapa panjang gelasan atau benang tajam yang akan digunakan untuk adu layangan di Festival seni Layang-Layang aduan yang digelar di lapangan Deppen RRI Cimanggis Kota Depok, pada 28-29 Desember 2020.

Nana mengatakan, ada jenis layangan yang biasa digunakan warga dan komunitas. Yakni cara Jepret dan Giblur atau digibrik sambil sambil diulur, ada juga layang kreasi dan Owang.

Kemudian Nana Berlin, menambahkan, ada layangan Seot khas Jawa Barat, dengan layangan ukuran 53-58.

“Caranya menarik mundur adu kekuatan tarikan, kalau main layangan Seot yang sering dilakukan lomba-lomba di Depok dan jabotabek, itu tarik, ulur dan jepret, ukuran gelasannya senar ukuran 20-22,” tambahnya.

“Perbedaanya di antara kedunya yakni jarak aduan dan layangan yang digunakan,” ucap Nana Berlin.

Jika istilah aduan jepret, layangan yang digunakan relatif lebih kecil, dengan jarak aduan sekitar 100 meter di udara. “Harga layangannya pun murah mulai Rp 2.000 per biji,” kata dia.

Sementara untuk istilah Giblur, aduan layangan biasanya digunakan kalangan kelas dewasa hingga orang tua.

“Layangannya biasanya lebih besar ukuran dua kebet (ukuran satu kebet tinggi sekitar 50 centimeter) ke atas, dan jarak aduannya lebih jauh,” ujarnya.

Untuk aduan jenis kedua, para pemain yang didominasi dewasa dan orang tua, biasanya membawa perlengkapan aduan lebih lengkap.

Sebut saja kincir atau alat penarik benang, gelasan atau benang layangan yang memiliki ketajaman untuk memutus benang layangan milik lawan, benang mambo dengan kualitas lebih baik, hingga sarung tangan khusus untuk menghindari cedera jari tangan akibat sabetan benang layangan.

“Biasanya jarak aduan ada yang sampai satu kilometer,” ujarnya.

Namun apapun ceritanya, tradisi main layangan atau aduan layangan saat musim kemarau, bisa saling menyapa dan menjalin silaturahmi antar komunitas. Sebuah pola kesederhaan yang dibangun untuk menghasilkan nilai kebersamaan.

“Intinya hiburan, jalin silaturahmi, kita senang-senang dengan main layangan,” ujarnya.

“Alhamdulillah, Pelangi sudah mendapatkan dukungan dari Pemerintah, Kormi Kota Depok, sebab kedepan kita akan mengikuti festival layang-layang tingkat Provinsi Jawa Barat dan Tingkat Nasional,” pungkas Nana Berlin mengakhiri obrolan dengan media online ini. (adi).

News Feed